Rabu, 19 Juni 2013

Pameran Seni Rupa DKV



Hari kamis tanggal 20 Juni 2013, aku kembali ke kampus setelah tiga hari libur karena adanya SBMPTN. Ketika memasuki gedung B8, ada sesuatu yang menarik di lobi lantai 1 gedung tersebut. Berjajar dengan rapih papan tulis yang telah ditempeli dengan poster-poster. Ketika melihat poster-poster tersebut aku masih agak bingung, karena poster-poster tersebut berisi dan bergambar sebuah produk seperti sampoo. Tetapi anehnya desain produk sampoo tersebut beda dengan desain asli produk yang sebenarnya.
Saat aku sedang melihat-lihat poster tersebut, datanglah seorang lelaki mendekat. Kemudian tanpa sungkan-sungkan aku bertanya kepada anak tersebut maksud dipajangnya poster-poster disini. Menurut penjelasannya, poster-poster tersebut sengaja dipamerkan di B8 untuk memamerkan hasil-hasil redesain atau repositioning produk-produk yang dibuat oleh mahasiswa jurusan seni rupa konsentrasi DKV (desain kiomunikasi visual). Ini merupakan tugas dari dosen yang menuntut mahasiswanya berinovasi dalam meningkatkan pemasaran produk-produk yang ada di pasaran.  

Sabtu, 15 Juni 2013

Bedah Buku Sawise Langit Katon Biru


Semarang, 15 Juni 2013 aku dan teman-teman jurusan bahasa dan sastra Jawa mengikuti bedah buku kumpulan cerita pendek “Sawise Langite Katon Biru” karya Ibu Yunani. Sebenarnya kami semua agak kecewa dengan panitia, karena di jadwal acara seharusnya mulai jam 08.00 tetapi kenyataannya acara dimulai pukul 10.00 lebih. Akhirnya pembicara yaitu Ibu Yunani S.W. sendiri dan ditemani oleh mbak Naila Abas serta dua dosen dari jurusan bahasa dan sastra jawa yaitu pak Teguh dan pak Cipto datang juga.
Tidak lama kemudian acarapun dimulai, langsung saja ke inti acaranya yaa... Cerita “Sawise Langite Katon Biru sebenarnya adalah cerita bersambung di majalah Jaya Baya oleh Ibu Yunani, karena banyak peminat cerita bersambung tersebut maka Ibu Yunani memutuskan untuk menjadikannya sebuah buku. Cerita ini bercerita tentang gadis buta karena kecelakaan sewaktu kecil, ia memiliki kaka perempuan dan kakanya sangat menyanyanginya hingga rela berkorban besar untuk menyembuhkan mata adiknya yang buta itu. Tetapi ternya adiknya malah membuat kecewa kakanya, dia malah jatuh cinta kepada suami kakanya dan menjalin hubungan yang terlarang. Ketika sang kaka mengetahuinya, ia sangat-sangat marah kepada adiknya, adiknya kemudian sadar dan memutuskan untuk meninggalkan keluarganya untuk menjadi biarawati.
Ketika kalian membaca langsung buku tersebut, maka kalian akan mengetahui bahwa cerita tersebut seolah-olah diambil dari kejadian nyata. Karena Ibu Yunani sangat mendetail oleh menceritakan cerita gadis buta tersebut. Bisa dikatakan cerita tersebut seperti sinetron-sinetron yang ada selama ini, karena saat membacanya aku sendiri sangat juwet kepada tokoh Retno (gadis buta) dan Hendratmo (suami kaka Retno), bisa dikatakan cerita ini adalah novelisasi sinetron. Didalam cerita tersebut terdapat adegan terlarang antara Retno dan Hendratmo, tetapi penulis tidak serta merta melukiskannya secara gamblang, ia tetap memakai kata-kata pengganti yang lebih etis dari pada kata-kata fulgar.

Kamis, 13 Juni 2013

Kentang Spiral



Saat berkeliling ke pasar malam yang berada di lapangan sekaran UNNES, aku melihat orang yang sedang berjualan makanan, tetapi stand tersebut sungguh ramai. Aku penasaran dan segera menuju ke stand tersebut, ternyata stand tersebut menjual sejenis gorengan krispi yang terbuat dari kentang dan dengan beraneka rasa. Kentang tersebut berbentuk unik, entah aku yang terlalu katro dan baru melihat makanan ringan tersebut atau memang makanan tersebut masih jarang yang jual.hehe
Makanan kentang tersebut disebut kentang spiral karena bentuknya yang spiral dengan tusukan lidi ditengahnya. Rasa sangat krispi dan lumayanlah untuk makanan ringan. Harga untuk porsi kecil hanya Rp.3000 dan besar Rp.5000, jika ingin ada tambahan sosis maka cukup membayar Rp.6000 saja. Saya pikir cara membuat kentang spiral sungguh susah karena bisa meliuk-liuk seperti itu. Ternyata ada mesin khusus untuk membuat kentang bulat menjadi spiral.


Dari berbagai sumber yang saya baca, mesin spiral tersebut dijual dengan harga sekitara 1jt-an. Dari modal segitu, pedagang bisa meraup untung hingga Rp 500.000/hari, sangat menggiurkan bukan?hehe... Sekarang memang sangat banyak sekali jenis makanan dan pembuatannyapun dimudahkan oleh mesin, sehingga pekerjaan orang bisa menjadi ringan. Semoga para pedagang bisa memakai mesin-mesin pembuat makanan secara cermat, kreatifitaspun diperlukan untuk dapat bersaing dengan yang lain. :)

Mesin pembuat kentang spiral

Salam Alohaaa.... :D

Seminar Nasional Kewirausahawan


Pada hari minggu tanggal 19 Mei 2013, aku mengikuti seminar nasional kewirausahawan yang diadakan oleh fakultas teknik UNNES. Seminar nasional tersebut bertempat di Auditorium UNNES dan acara dimulai sekitar jam 08.00 pagi sampai kira-kira pukul 16.00. Seminar nasional tersebut mengambil tema “Kreatif muda = Entrepreneur muda” dengan pembicara Ayi Mahardika (Gitaris Pee Wee Gaskins dan  Owner brand clothing kaos distro WOLES) dan Hamzah Izzulhaq (CEO termuda 19thn dan penulis “Buka-bukaan rahasia cepat jadi CEO usia 19 tahun).

Acara tersebut dibuka dengan pengumuman pemenang lomba “Business Plan” yang diikuti oleh peserta seminar. Kemudian dua pemenang business plan mempresentasikan rencana bisnisnya untuk dinilai oleh para juri. Selanjutnya pembicara pertama di sajikan oleh abang Ayi, dia bercerita pengalaman hidupnya sewaktu dia belum menjadi apa-apa sampai perjalanan hidupnya yang membawa ia bekerja di distro dan ditawarin menjadi gitaris sebua band. Ketika ia bekerja di salah satu distro milik temannya, ia belajar sistem penjualan di distro tersebut. Dari situ ia mulai untuk berbisnis baju distro, awalnya kecil-kecilan dan selalu promosi ke teman-temannya, sejak saat itu brandnya “woles” terkenal oleh banyak orang.

bang Ayi saat mengisi seminar nasional

Jumat, 07 Juni 2013

Pernikahan Gopit


    Kamis, 6 Juni 2013 kaka sepupuku telah mempunyai status baru di dalam hidupnya. Dia akhirnya melangsungkan akad nikah pada jam 1 siang di kediamannya. Winda Puspitasari adalah nama lengkapnya, dia biasa dipanggil “gopit” oleh kita semua, tapi aku biasa manggil dia dengan panggilan “mbet”. Kita tumbuh berdampingan dari kecil, karena rumah yang berdampingan. Saat masih anak-anak kita sangat cocok, rumah-rumahan adalah permainan faforit kita, tetapi setelah semakin kita dewasa, kita sudah tidak terlalu klop.
    Umur aku dan dia terpaut 3-4 tahun, dia kuliah di unnes jurusan sendratasik (seni drama tari dan musik) tetapi dia mengambil pendidikan seni tarinya. Dia memang suka menari, dari kecil ia selalu menyumbangkan tarian jika ada pentas-pentas. Ayahnya, yaitu padhe aku sering melatih dia menari, tetapi sekarang padhe sudah tidak ada dan gopit terus menari. Di unnes dia bertemu dengan kaka angkatannya bernama Vidya, mas vid mengambil jurusan seni musik.

aku dan mereka :)

    Keduanya berkecimpung di dunia seni dan karena mereka mempunyai kecocokan maka ketika mereka sama-sama telah lulus dan mendapatkan pekerjaa tetap, mereka memutuskan untuk menikah. Yah ketika umur sudah dewasa dan merasakan siap lahir batin untuk berkeluarga maka keputusan tersebut bijak. Walaupun kami tidak sedekat dahulu, tapi aku berharap mereka bisa menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Semoga dia juga bisa membahagiakan orang tuanya sebelum ia membahagiakan diri sendiri, karena itu bisa membuat kebahagian kita seutuhnya jika kita bisa membahagiakan orang tua kita.
    Hanya itu yang bisa aku ceritakan tentang pernikahan kaka sepupuku. :)