Jumat, 22 Agustus 2014

PRAMUKA? Oh… NO (Part 1)

Tahun ini masih memasuki awal pelajaran kan? Nah, ternyata selain ada perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013, ada pula kebijakan baru lagi. Yaitu untuk seluruh sekolah diadakan WAJIB Pramuka, jadi tidak hanya untuk kelas 1 saja, kelas 2 pun juga, untuk kelas 3 sepertinya belum terlalu diwajibkan, karena mereka sedang dipersiapkan untuk Ujian Nasional.

Pada semester 7 ini aku praktik mengajar di salah satu sekolah negeri di Magelang. Nah berhubung ada program wajib pramuka, jadi kami pun ikut membantu menjalankan program tersebut di sekolahan. Singkat cerita, aku memasuki kelas kemudian disuruh mengisi materi, padahal aku udah lupa semua tentang pramuka, wajar sih udah kira-kira 5 tahun gak ngikutin pramuka. Jadi ya harap maklum kalau tadi aku bener-bener gak siap ngisi kelas.

Kemudian aku diberi lembaran materi oleh anak kelas 9 sebut saja mereka (DKP). Setelah aku baca, blasss aku ora mudeng. Materi itu berisi tentang “Peta Pita”, kalian pernah dengar istilah itu gak?? Mungkin yang aktif pramuka tau kali yee, lah temen-temenku yang lain juga cuma bisa geleng-geleng kepala.

Oke gapapa, keep calm aja,hihihi… Jadi aku cuma mendekte mereka tentang materi “Peta Pita”, untuk penjelasan lebih lanjut aku bilang aja untuk pertemuan selanjutnya.hahaha….

Minggu, 17 Agustus 2014

Dulu Teman Sekarang Orang Asing

Dimulai dari kelas 1 SMA, aku mempunyai sahabat, dibilang amat dekat. Oke kenalin sahabat sahabatku, yang pertama Pipit, Riska, dan terakhir Wika. Dulu kita seneng hangout bareng, susah seneng kita tanggung sama-sama. Hingga pada akhirnya hal yang tak diinginkan pun terjadi, mungkin aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Ketika memasuki tahun ke dua di SMA hubunganku dengan Wika pun merenggang. Dia teman yang sangat baik, pengertian, peduli dan sangat sangat hangat hingga pada akhirnya aku merasa risih dengan perikalu dia.

Entah apa yang terjadi, kisah perpisahanpun dimulai, dia mengatakan bahwa akan pindah ke luar kota. Dan tentunya gak akan balik ke Tegal, tetapi perpisahan ini diwarnai dengan pertengkaran ringan akibat aku yang terlalu berlebihan memarahi dia karena sesuatu hal.

Aku tak ingin menyakiti siapa-siapa, aku bahkan tak tega melukainya, tetapi aku tak bisa membohongi diri sendiri tentang urusan hati.

Kisah Memilukan di Magelang#1 (Susahnya Mau Makan)

Oke, ini adalah bulan Agustus 2014. Dua minggu sudah aku berada di Magelang, aku merasa sangat asing berada disini. Seperti pertama kali aku berada di Semarang. Emmm… *tunggudulu
Mugkin tidak juga, karena aku masih bisa merasa nyaman ada di Semarang. Oke paling tidak di Semarang banyak penjual makanan sehingga aku tidak akan takut kelaparan.
Tetapi disini? Di Magelang? Oke begini ceritanya…
Ketika perutku mulai berdemo ria, (bukan berarti di dalam perutku terdapat kaum buruh yang meminta tunjangan kepada pemerintah) aku mulai kebingungan harus NGAPAIN ! :O

Oke pertama, nyari kompor sekaligus gasnya, tetapi waktu aku tengok kanan kiri cari kompor dan gasnya, ternyata kompor lagi di kuasain ibu kos dan gak akan pernah ngelepas tuh kompor buat masak anak kos. -_-

Kedua, aku mulai kebingungan mau ngapain lagi. Di kos cuma ada beras dan ricecooker, oke, aku berinisiatif untuk mencuci tempat aluminium atau entalah apa itu namanya dan mencuci beras tentunya. Setelah beres naik turun tangga yang amat curam demi membuat nasi, lebih tepatnya memasukan beras ke dalam ricecooker dan disulap menjadi nasi. *jengjengjengjeng (berasa ada pertunjukan orang makan singa aja nih) -_-!