Subahanallah
banget semester ini, benar-benar sangat melelahkan. Menyita tenaga, pikiran
serta uang begitu banyak di semester ini. Banyak sekali konflik yang datang
begitu saja di kampus. Mungkin itu semua terjadi karena aku tidak bisa berpikir
jernih lagi dan sangat lelah dengan semuanya. Kemuakan dengan teman-teman yang
begitu egois hingga menyenggol kehidupan pribadi.
Dosen dan
tugas itulah kunci utama kenapa sampai seperti ini, setiap minggu pasti para
dosen memberikan tugas yang selalu berkelanjutan. Tugas yang mengharuskan kita
terjun kelapangan, tak main-main semua tugas itu semua dikerjakan individu. Berkali-kali
mencari nara sumber, berkali-kali gagal, berkali-kali harus revisi, dan ada
kejadian yang tidak menyenangkan. Demi mengerjakan tugas cerita rakyat, aku sudah
menghilangkan uang bapak Rp, 300.000 karena dimanfaatin dan ditipu oleh salah
satu nara sumber dan dia mengaku sebagai salah satu dalang di daerah kami.
Entah mengapa
semuanya begitu memuakan, hampir air mataku terjatuh dengan percuma di semester
ini. Tugas besar kali ini adalah mengadakan pagelaran ketoprak, ya aku memang
tidak menjadi pemain. Tetapi aku menjadi panitia kelas dan panitia satu
angkatan, konflik-konflik muncul begitu saja dalam menjalani tugas tersebut. Persiapan
demi persiapan menyita banyak waktu dari pagi hingga tengah malam. Hampir tiap
malam aku lalui di kampus, tidak hanya memikirkan ketoprak, aku juga harus membagi
waktu untuk ujian dan wisuda kridhamadu yang aku ikuti.
Konflik dengan
teman-teman sekelas yang menurutku puncak dari konflik yang aku hadapi. Ya saat
itu juga, hari itu juga aku memutuskan untuk keluar dari kelasku saat semester
depan tiba. Entah apa yang membuatku begitu sangat marah, ketidak adilan, ketidak
pedulian, keegoisan mereka, mungkin itu semua alasannya. Satu minggu sudah aku
diam seribu bahasa dikelas, aku hanya bicara dengan teman-teman dekatku saja,
itu saja tidak banyak.
Seminggu berlalu,
akhirnya salah satu temanku membuka diskusi kelas yang serius hanya untuk
membahas masalah anak-anak, terutama masalahku dengan teman dekatku. Ketika aku
harus bicara semuanya, aku seperti tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku marah,
aku tak ingin lagi meneteskan air mata karena mereka. Aku hanya bicara tanpa
ekspresi, aku ingin mereka sadar, tak lagi egois, tak lagi individualis. Jika memang
aku salah, maka bicaralah denganku, tidak hanya menyindirku dibelakang.
Pada akhirnya
tangispun pecah dikelas, ada beberapa teman-teman juga menangis, ntah apa yang
menyebabkan mereka menangis. Aku berusaha tidak menangis, tetapi air mataku
menetes juga karena tak tahan lagi dengan semuanya. Aku meminta maaf kepada
teman-teman yang mungkin selalu aku sakitin tanpa disengaja olehku. Mereka juga
saling meminta maaf kepadaku, semua teman-teman saling maaf memaafkan. Dan saat
itu juga hatiku lega, karena aku sekarang tau kalau saat aku bercanda, aku suka
kelewatan. Jadi pelajarannya, aku harus menjaga “lathi” ku supaya tidak ada
lagi korban sakit hati karenaku.
Semoga
masalah-masalah di semester ini dapat membuat banyak hikmah yang bisa aku
pelajari untuk kehidupan selanjutnya di semester depan. Dan aku berharap akan
menjadi lebih dewasa lagi, bukankah orang hidup selalu memiliki masalah, semoga
aku selalu diberikan kesabaran oleh Allah untuk menjalani kehidupan di dunia
ini. Amin.....
Semangat dan
salam Alohaaa..... :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar