Semarang, 15
Juni 2013 aku dan teman-teman jurusan bahasa dan sastra Jawa mengikuti bedah
buku kumpulan cerita pendek “Sawise Langite Katon Biru” karya Ibu Yunani. Sebenarnya
kami semua agak kecewa dengan panitia, karena di jadwal acara seharusnya mulai
jam 08.00 tetapi kenyataannya acara dimulai pukul 10.00 lebih. Akhirnya pembicara
yaitu Ibu Yunani S.W. sendiri dan ditemani oleh mbak Naila Abas serta dua dosen
dari jurusan bahasa dan sastra jawa yaitu pak Teguh dan pak Cipto datang juga.
Tidak lama
kemudian acarapun dimulai, langsung saja ke inti acaranya yaa... Cerita “Sawise
Langite Katon Biru sebenarnya adalah cerita bersambung di majalah Jaya Baya
oleh Ibu Yunani, karena banyak peminat cerita bersambung tersebut maka Ibu Yunani
memutuskan untuk menjadikannya sebuah buku. Cerita ini bercerita tentang gadis
buta karena kecelakaan sewaktu kecil, ia memiliki kaka perempuan dan kakanya
sangat menyanyanginya hingga rela berkorban besar untuk menyembuhkan mata
adiknya yang buta itu. Tetapi ternya adiknya malah membuat kecewa kakanya, dia
malah jatuh cinta kepada suami kakanya dan menjalin hubungan yang terlarang. Ketika
sang kaka mengetahuinya, ia sangat-sangat marah kepada adiknya, adiknya
kemudian sadar dan memutuskan untuk meninggalkan keluarganya untuk menjadi
biarawati.
Ketika kalian
membaca langsung buku tersebut, maka kalian akan mengetahui bahwa cerita
tersebut seolah-olah diambil dari kejadian nyata. Karena Ibu Yunani sangat
mendetail oleh menceritakan cerita gadis buta tersebut. Bisa dikatakan cerita
tersebut seperti sinetron-sinetron yang ada selama ini, karena saat membacanya
aku sendiri sangat juwet kepada tokoh Retno (gadis buta) dan Hendratmo (suami
kaka Retno), bisa dikatakan cerita ini adalah novelisasi sinetron. Didalam cerita
tersebut terdapat adegan terlarang antara Retno dan Hendratmo, tetapi penulis
tidak serta merta melukiskannya secara gamblang, ia tetap memakai kata-kata
pengganti yang lebih etis dari pada kata-kata fulgar.
Saat bedah buku
Ketika ditanya
dari mana penulis mendapatkan ide untuk menulis kisah sang gadis buta, ia
menjawab bahwa ia terinspirasi dari biarawati cantik yang dilihatnya saat ia
berada di kota Batu, Malang. Saat melihat biarawati tersebut, ia berfikir
kenapa seorang gadis cantik mau menjadi biarawati, dari situ ia mempunyai ide
untuk membuat cerita. Jadi bisa dikatakan bahwa cerita tersebut tidak diambil
dari kisah nyata. Kelebihan ibu Yunani adalah jika sudah mendapatkan inspirasi
maka ia akan cepat mendapatkan ide-ide cerita hingga mendetail.
Ibu Yunani
sudah membuat 20 judul buku dan semua menggunakan latar belakang agama Islam, tetapi baru kali
ini ia membuat cerita dengan latar belakang agama Kristen Katolik. Cerita ini
juga menggunakan bahasa Jawa, karena menurutnya sudah banyak sekali karya
sastra yang menggunakan bahasa Indonesia. Ketika beliau sudah menjelaskan semua
tentang buku yang ditulisnya, maka acarapun disudahi. Ketika acara sudah
selesai, banyak mahasiswa yang meminta tanda tangan Ibu Yunani di buku Sawise
Langit Katon Biru. Hanya itu dari aku dan jangan lupa untuk kalian para pemuda
pemudi yuk kita belajar menulis.hehe
Salam
Alohaa.... :D
Tidak ada komentar :
Posting Komentar