Jumat, 14 Maret 2014

R I D H A

Malam ini aku begitu gundah gulanda, sempat meneteskan air mata. Pengen banget tlp Bapak buat curhat, tapi mikir lagi. Masa aku udah gede masih suka nangis depan orang tua. Tapi siapa lagi yang bisa nasehatin aku kecuali orang tua. Sempat mengurungkan niat buat tlp bapak, setelah itu aku coba nenangin diri sebisa mungkin.
Ternyata 1jam kemudian Mamah sama Bapak tlp aku, dan akhirnya air mata ini tumpah lagi. Ntah kapan aku bisa dewasa menghadapi masalah dunia ini. Aku bercerita bahwa aku sedang sangat kacau sekarang ini, aku cerita semua masalahku. Kemudian tanpa banyak bicara Bapak cuma menjawab bahwa inilah kehidupan.
Masing-masing manusia diberi kelancaran sendiri-sendiri sama Allah. Ada yang seperti air mengalir, adapula yang seperti tetesan air. Bapak hanya menyuruhku untuk ridha atas semua yang Allah kasih, karena hanya dengan ridha kita bisa mendapatkan Surga di akhirat. Dan Bapak bilang, bahwa ridha itu sangat susah, makanya aku harus mulai belajar untuk ridha atas semua yang Allah kasih ke aku.
Dan seketika itu, aku berhenti untuk meneteskan air mata. Aku sadar bahwa “ya” inilah hidup, kenapa aku harus merasa tertekan dan tersingkir padahal Allah telah mengatur semuanya. Bukankah hidup hanya sementara dan hanya sebentar. Ketika tiba waktunya kita akan menghadap Allah secara langsung tanpa benang sehelaipun. Kita hanya membawa amal dan dosa kita sewaktu di dunia.
Semoga kita tetap menjadi hamba Allah yang ridha dan tetap sabar menghadapi semua ketetap NYA di dunia ini. Amin :)
-AF-


Tidak ada komentar :