Malam ini aku begitu gundah
gulanda, sempat meneteskan air mata. Pengen banget tlp Bapak buat curhat, tapi
mikir lagi. Masa aku udah gede masih suka nangis depan orang tua. Tapi siapa
lagi yang bisa nasehatin aku kecuali orang tua. Sempat mengurungkan niat buat
tlp bapak, setelah itu aku coba nenangin diri sebisa mungkin.
Ternyata 1jam kemudian Mamah sama
Bapak tlp aku, dan akhirnya air mata ini tumpah lagi. Ntah kapan aku bisa
dewasa menghadapi masalah dunia ini. Aku bercerita bahwa aku sedang sangat
kacau sekarang ini, aku cerita semua masalahku. Kemudian tanpa banyak bicara
Bapak cuma menjawab bahwa inilah kehidupan.
Masing-masing manusia diberi
kelancaran sendiri-sendiri sama Allah. Ada yang seperti air mengalir, adapula
yang seperti tetesan air. Bapak hanya menyuruhku untuk ridha atas semua yang
Allah kasih, karena hanya dengan ridha kita bisa mendapatkan Surga di akhirat. Dan
Bapak bilang, bahwa ridha itu sangat susah, makanya aku harus mulai belajar
untuk ridha atas semua yang Allah kasih ke aku.
Dan seketika itu, aku berhenti
untuk meneteskan air mata. Aku sadar bahwa “ya” inilah hidup, kenapa aku harus
merasa tertekan dan tersingkir padahal Allah telah mengatur semuanya. Bukankah
hidup hanya sementara dan hanya sebentar. Ketika tiba waktunya kita akan
menghadap Allah secara langsung tanpa benang sehelaipun. Kita hanya membawa
amal dan dosa kita sewaktu di dunia.
Semoga kita tetap menjadi hamba
Allah yang ridha dan tetap sabar menghadapi semua ketetap NYA di dunia ini.
Amin :)
-AF-
Tidak ada komentar :
Posting Komentar