Sudah lama
rasanya aku bersama dia, kadang aku merasakan titik jenuh. Hari demi hari aku
lewati bersamanya, tawa, canda, sedih, hingga konflik selalu mengisi
hari-hariku dengannya. Kadang aku sudah merasa bahwa tak ada lagi kecocokan
diantara aku dan dia. Tak jarang pula aku selalu berkata kepadanya untuk
mengakhiri semuanya. Ntah kenapa aku bisa berpikir seperti itu, jujur aku lelah
dengan semuanya. Kebohongannya selalu menjadi mimpi burukku di malam hari. Ketika
aku harus menangis di dalam hati saat meminta mengakhiri hubungan, aku juga tak
tega dengannya yang selalu mempertahankan hubungan ini.
Hampir lima
tahun aku menjalani kehidupan dengannya, menurutku itu waktu yang tidak
sedikit. Aku sangat lelah dengan konflik-konflik yang selalu muncul. Berawal dari
masalah kecil yang menjadi besar. Aku sendiri tak tahu apakah itu semua terjadi
karena kejenuhan di dalam hubungan ini.
Oh...Tuhan,
jika memang ia jodohku, tolong berikanlah aku selalu kesabaran dalam menjalani
hidup dengannya. Tetapi jika ia tidak ditakdirkan bersamaku, berikanlah dia
kesadaran untuk mau melupakanku. Aku tak tega jika ia tak bisa menjalani hidup
sendiri tanpa adanya seorang yang mengerti tentangnya. Jujur aku tak bisa
membahagiakan dia Tuhan, dia selalu menjadi malaikatku, tapi kadang dia seperti
mawar yang berduri. Ketika aku melihat keindahannya, dia akan siap membuatku
tertusuk durinya tanpa ia mau.
Apa yang harus
aku lakukan, apakah dengan tidak berkomunikasi selama beberapa hari akan
mengurangi kejenuhan ini. Tapi ia selalu menolak jika aku meminta ia jangan
menghubungiku dulu. Setelah aku di semarang, dia selalu ada disampingku, setiap
hari wajahnya selalu tampak di depanku. Walau mungkin itu hanya 1-2 jam setiap
hari, mungkin juga tidak ada 30 menit. Ia selalu menyempatkan untuk melihatku
setiap harinya. Dia pernah berkata kepadaku saat aku takut hidup sendiri di
semarang, “Jangan takut de, ade harus inget kalau ade ga sendiri, disini ada
mas. Mas siap bantuin ade apapun kalau ade butuh mas.” Ucapannya membuatku
semakin tak enak hati.
Dia selalu
meyakinkan diri bahwa aku akan menjadi istrinya kelak, tapi aku sangat takut. Amat
sangat takut jika ia selalu berkata bahwa ia yakin aku akan menjadi jodohnya. Aku
selalu percaya dengan campur tangan Allah dan kehendaknya. Yang aku takutkan
jika aku sangat mencintainya dan selama berputarnya waktu aku selalu
bersamanya. Dan ketika takdir berkata lain, dengan tiba-tiba ia dipisahkan
dariku dengan cara yang tak aku duga, apa yang selanjutnya akan terjadi padaku?
Itulah hal yang sangat aku takutkan, aku tak ingin terlalu mencintainya, aku
takut tak bisa menerima kenyataan kalau ia tak lagi denganku.
Tuhan... apa
yang harus aku lakukan?
.AF.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar