Pada
tanggal 4 april 2013 tepatnya hari kamis, saya mengikuti seminar regional “Basa
Jawa ing Kurikulum 2013”. Seminar yang diadakan oleh jurusan Bahasa dan Sastra
Jawa Universitas Negeri Semarang ini bertempat di gedung B6 FBS Unnes. Seminar
ini dihadiri oleh guru-guru, dosen bahasa jawa, mahasiswa, pemerhati budaya dan
umum. Seminar tersebut diadakan atas
latar belakang pemerintah pusat yang akan mencanangkan Kurikulum 2013 yang
dikabarkan bahwa bahasa Jawa akan diintegrasikan ke dalam muatan lokal lain,
yakni seni dan budaya. Hal tersebut membuat berbagai pro dan kontra para tokoh
pendidik, berbagai pertanyaan dan perdebatan kian ramai diperbincangkan. Jadi,
seminar ini bertujuan untuk menjawab posisi strategis dan urgensi mata
pelajaran bahasa Jawa pada Kurikulum 2013.
Tema
seminar regional tersebut “Meneguhkan Pelajaran Bahasa Jawa di Kurikulum 2013”.
Pembicaranya Prof. Dr. Suwarna, M.Pd. (dosen dan peneliti bahasa Jawa
Universitas Negeri Yogyakarta), Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. (dosen sastra Jawa
FBS Universitas Negeri Semarang), Prof.
Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. (Rektor Universitas Negeri Semarang).
Acaranya sendiri dimulai pukul 08.00 yang diawali dengan sambutan ketua jurusan
bahasa dan sastra Jawa yaitu Bpk Yusro Edi Nugroho, S.S, M. Hum, kemudian
dilanjut oleh Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si.
Acara
inti pembahasan seminar ini diawali oleh pembicara pertama, yaitu Bpk Teguh
Supriyanto. Mulanya bpk Teguh mengungkap fenomena-fenomena sosial masyarakat
yang terjadi sekarang ini. Beliau menggambarkan bahwa telah terjadi kemerosotan
karakter yang mengakibatkan struktur sosial berubah, sikap keluarga terhadap
bahasa yang semakin hilang, perubahan selera dan persoalan identitas. Padahal
bahasa jawa itu sangat mempengaruhi aspek kehidupan, sepeti; ajining diri saka
lathi, alusing budi iku saka basa, identitas, prinsip hormat dan rukun, dsb. Bpk
Teguh juga mengatakan bahwa para pendidik bahasa Jawa tidak usah khawatir
karena menurut perda no 9 thn 2012 tentang bahasa, sastra, dan aksara Jawa,
serta perda no 4 thn 2012 tentang pendidikan yang di dalamnya memuat pasal
pembelajaran bahasa Jawa yang harus diajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar
sampai menengah atas, menjadikan bahasa Jawa tidak mungkin dihilangkan dari
kompetensi anak didik di sekolah dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas. Kurang lebihnya seperti itu yang dikatakan oleh bpk Teguh.
Pembicara
kedua adalah bpk Suwarna, pertama-tama beliau menampilkan berbagai aksi protes
para pemerhati budaya, mahasiswa dan dosen atas isu pemerintah yang akan
memusnahkan bahasa daerah di kurikulum 2013 kepada DPR RI. Dari situ, beliau
memaparkan bahwa kami para pendidik dan pemerhati budaya mendapatkan secerah
harapan, yaitu bahwa Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menyangkal isu bahwa
bahasa daerah akan dimusnahkan dalam kurikulum, beliau mengatakan bahwa
pemerintahan memberi kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk mengelola muatan
lokal. Banyak juga yang berkomentar bahwa bahasa daerah tidak akan dihilangkan
dari Kurikulum 2013, sehingga bpk Suwarna berkata kepada para peserta seminar
untuk tenang saja, karena bahasa jawa tak akan pernah dihapuskan. Beliau juga
memaparkan perubahan yang terjadi di kurikulum, bahwa jam mengajar para guru
bahasa jawa tidak akan sama dengan yang dulu karena harus berbagi dengan seni
budaya lainnya.
Bpk
Suwarno dan para pendidik yang lain ingin mengusulkan matapelajaran bahasa jawa
menjadi muatan lokal wajib kepada Gubernur, yang kedua usulan jam mengajar
muatan lokal bahasa Jawa 2 jam/minggu serta harus adil dengan Seni-Budaya juga
harus 2 jam/minggu, usulan tersebut hampir selesai pada Mei 2013, jadi pada
Juli 2013 muatan lokal bahasa Jawa di Kurikulum 2013 sudah bisa berjalan.
Ketika
para pembicara sudah memaparkan semua apa yang menjadi ganjalan para guru,
dosen dan pemerhati budaya maka dibukalah sesi tanya jawab. Kebanyakan para
guru-guru yang bertanya kepada pembicara, karena mereka mungkin yang sedang
mempunyai permasalahan di sekolah tempat mereka bekeja. Hingga waktu sudah
habis, masih banyak guru-guru yang ingin sekali bertanya, sehingga pembicara
mau menjawabnya setelah acara seminar selesai. Acara selesai sekitar pukul
13.00 yang menghasilkan angin segar bagi para guru bahasa Jawa dan mahasiswa
calon guru bahasa Jawa.
Mungkin
hanya itu yang dapat saya ceritakan kembali apa yang saya dapat pada seminar
regional “Basa Jawa ing Kurikulum 2013”. Tetap semangat para pendidik bangsa!
Dengan melestarikan kebudayaan bahasa daerah, maka kita tidak akan kehilangan
jati diri bangsa kita. Salam budaya.! :D
Menawi wonten
klenta-klentunipun, kula nyuwun agunging pangaksami. Nuwun :)
3 komentar :
siaaaap, sudah aku baca buk, ;)
haha...sip bu... :)
Jadi kita sebagai calon guru bahasa Jawa gak usah galau lagi ya. :D
terima kasih banyak mba nisa yg udah kasih informasi, sangat bermanfaat :)
Posting Komentar